Wednesday, June 13, 2012

Tugas



ANALISIS RASIO LIKUIDASI PADA NERACA PT. PELANGI FURNITURE TAHUN 2000, 2001, DAN 2002”

METODELOGI PENELITIAN
v  Topik Atau Permasalahan
Dari laporan keuangan perusahaan tentu para pemakai informasi keuangan ingin mengetahui apakah perusahaan yang dikelolanya selama ini berjalan dengan baik. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik, maka pengelola harus mengetahui kinerja perusahaan yang dikelolanya, kinerja perusahaan dapat diketahui dengan 3 (tiga) hal yaitu :
ü  Likuiditasi
ü  Solvabilitas
ü  Rentabilitas
Dari ketiga penilaian tersebut diatas salah satunya adalah likuiditasi. Likuiditasi berhubungan erat dengan masalah kepercayaan kreditor yang berajangka pendek, artinya semakin tinggi likuiditasi suatu perusahaan, maka semakin besar kepercayaan kreditor terhadap perusahaan, likuiditas perusahaan dapat ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau aktiva yang mudah dapat diuangkan dalam jangka pendek.
Likuiditasi dapat dihitung dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan yaitu neraca karena neraca memuat laporan tentang Asset (Aktiva) perusahaan dan kewajiaban diantaranya asset lancer dan kewajiaban lancer yang di jadikan dasar perhitungan tingkat likuiditasi laporan keuangan suatu perusahaan. Di dalam neraca disajikan terutama dalam hal pengelompokkan dan penyajiaannya merupakan hal penting karena hal tersebut dapat menunjukkan informasi-informasi penting yang diperlukan. Adapun judul yang diambil oleh penulis yaitu “ANALISIS RASIO LIKUIDASI PADA NERACA PT. PELANGI FURNITURE TAHUN 2000, 2001, DAN 2002”

v  Tujuan Penulisan
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang dan modal) pada saat tertentu.
Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31 Desember 200x)

v  Review Teori dan Referensi Yang Tersedia
Jenis rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio, (R. Agus Sartono, 1998), yaitu :
1.     Liquidity Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat pada waktunya.
Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a.    Current Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek) yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar.
b.    Quick Ratio, merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
2.    Activity Ratio merupakan alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya - sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain:
a.    Receivable Turn Over
b.    Periode Pengumpulan Piutang
c.     Inventory Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu periode tertentu.
d.    Total Assets Turnover, yaitu rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan
3.    Leverage Ratio yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a.    Debt To Total Assets Ratio, yaitu rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang dibiayai dengan hutang.
b.    Time Interest Earned Ratio, yaitu rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar bunga.
4.    Profitability Ratio yaitu rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya.

v  Metodeologi Atau Rancangan Kerja
1.     Metode Pengumpulan Data
Didalam melakukan penelitian untuk menyusun proposal ini maka penulis melakukannya pada PT Jaya Abadi Furniture dengan mengadakan :
ü  Observasi adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan yang dilakukan.
ü  Wawancara adalah penulisan yang bertujuan untuk memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini. Dengan jalan mengadakan wawancara (Interview) kepada pemilik bengkel langsung.
Untuk memperoleh informasi atau data yang benar sebaiknya dengan asumsi agar sasaran penulis dapat tercapai, maka penulis menggunakan yaitu :
ü  Metode penelitian pustaka adalah penelitian yang dilakukan dengan cara mengadakan peningkatan pada berbagai pustaka dengan membaca atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penulis dan dapat mendukung pokok pembahasan.
2.    Jenis dan Sumber Data
Untuk mendukung membuktikan hipotesis yang dirumuskan maka diadakan pengumpulan data yang dianggap relevan dengan masalah pokok dan hipotesis tersebut dengan cara, antara lain :
ü  Data kuantitatif, berupa dokumen-dokumen yang diperoleh dari perusahaan menyangkut persediaan yang dimiliki perusahaan.
ü  Data kualitatif, berupa wawancara dengan pemilik langsung PT. Pelangi Furniture yang terkait dalam penelitian ini.
Dan data yang menjadi sumber data  adalah :
ü  Data primer yaitu data yang diperoleh dengan menggunakan pengamatan serta wawancara secara langsung dengan pemilik usaha dan rekannya sehubungan dengan data yang akan diperoleh dari PT. Pelangi Furniture.
ü  Data sekunder yaitu dat yang diperoleh dengan pengumpulan dokumen-dokumen serta sumber-sumber lainnya berupa informasi lainnya.
3.    Metode Analisis
Analisis pada Kamus Akuntansi adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul
Dalam penulisan ini akan digunakan metode analisis varians antara manajemen dengan realisasinya. Dengan analisis ini akan diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam mengendalikan dan bagaimana me-maneg keuangan perusahaannya sendiri.

v  Pengolahan Data
PT. PELANGI FURNITURE
Neraca Per 31 Desember 2000, 2001 dan 2002
Keterangan
Tahun 2000
Tahun 2001
Tahun 2002
AKTIVA   
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Aktiva lancar :



Kas
51.832.125
74.173.000
85.550.345
Piutang Dagang
56.920.350
69.850.500
74.350.000
Persediaan Barang Jadi
45.660.000
57.481.800
69.590.750
Persediaan Barang Dalam Proses
36.475.200
49.561.700
54.000.780
Persediaan Bahan Baku
40.500.750
43.007.100
48.565.560
Persediaan Bahan Penolong
10.438.975
12.558.075
15.458.550
Persekot Biaya
30.774.100
39.791.625
42.298.755
Jumlah Aktiva Lancar
272.601.500
346.423.800
389.814.740
Aktiva Tetap :



Tanah
52.487.000
52.487.000
52.487.000
Bangunan
102.795.125
110.710.800
136.750.600
Mesin
149.380.700
150.875.000
167.756.500
Peralatan
7.291.300
7.544.500
7.889.500
Kendaraan
36.515.000
40.120.000
45.230.000
Akumulasi Peny. Aktiva Tetap
(49.925.540)
(50.791.015)
(54.163.255)
Jumlah Aktiva Tetap
298.543.585
310.946.285
355.950.345
Jumlah Aktiva
571.145.085
657.370.085
745.765.085
PASSIVA



Hutang Lancar:



Hutang Usaha
48.307.400
50.014.700
60.550.000
Hutang Biaya
27.179.275
25.813.845
21.667.950
Uang Muka Pelanggan
28.030.000
39.925.000
52.832.175
Jumlah Hutang Lancar
103.516.675
115.753.545
135.050.125
Hutang Jangka Panjang :



Hutang Bank
50.000.000
50.000.000
50.000.000
Jumlah Hutang
153.516.675
165.753.545
185.050.125
Modal Sendiri
417.628.410
491.616.540
560.714.960
Jumlah Pasiva
571.145.085
657.370.085
745.765.085

v  Analisis dan Iterpretasi
1.     Analisis
 Salah satu bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Analisis adalah Analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan”. Sedangkan dalam kamus akuntansi “Analisis adalah Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang perbedaan yang muncul”.
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan dalam analisis laporan financial. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode-periode berikutnya.
2.    Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi melalui lisan atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi, interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik.

v  Penyajian Hasil
Suatu perusahaan yang telah beroperasi harus memonitor setiap kegiatan perusahaan, Manajemen Mempunyai pandangan dan sikap professional untuk memajukan dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Pandangan dan sikap tersebut dapat dinilai dari kesibukan atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa, dan mengambil keputusan atas laporan yang diterima.
Laporan yang digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan dan mengolah, dan mengarahkan adalah berupa laporan keuangan. Investor memang perlu mencermati angka-angka penjualan, laba kotor, laba operasi, dan laba bersih suatu perusahaan yang disajikan dalam laporan rugi-labanya. Tapi, yang lebih penting lagi, investor juga harus mengolah angka-angka itu sehingga bisa mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Alat untuk mengukur profitabilitas perusahaan adalah rasio-rasio laba.
Rasio laba menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar modalnya. Para investor dan analis sangat memperhatikan rasio laba ini karena ia berkaitan dengan harga saham dan dividen perusahaan.
Berdasarkan data yang telah penulis peroleh, maka dapat di buat suatu analisis laporan keuangan berupa analisis rasio laporan keuangan dan dari analisis tersebut akan dibuat suatu perbandingan terhadap “Rasio Likuidasi pada Neraca PT. Pelangi Funiture pada tahun 2000, 2001, dan 2002”. Berikut perhitungan analisis rasio :
Tahun 2000
Likuiditasi = (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 272.601.500,-)/(Rp. 103.516.675,-)
= Rp. 2,63,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2, 63,- asset lancar.
Tahun 2001
Likuiditasi = (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 346.423.800,-)/(Rp. 115.753.545,-)
= Rp. 2,99,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar
perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2,99,- asset lancar.
Tahun 2002
Likuiditasi = (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 389.814.740,-)/(Rp. 135.050.125,-)
= Rp. 2,88,-
Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar
perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2, 88,- asset lancar.
Rasio Likuidasi pada Neraca PT. Pelangi Funiture pada tahun 2000, 2001, dan 2002. Dengan melihat neraca PT. Pelangi Funiture dan berdasarkan hasil perhitungan rasio keuangan di atas (rasio Likuiditasi), maka untuk melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan tersebut dapat dilihat dengan membandingankan hasil perhitungan rasio likuiditasi antara tahun 2007, 2008 dan 2009. Yaitu pada setiap tahunnya terjadi peningkatan  kemampuan perusahaan untuk melunasi utang lancar atau kewajiban jangka pendeknya.