“ANALISIS RASIO LIKUIDASI PADA NERACA PT. PELANGI FURNITURE TAHUN 2000, 2001, DAN 2002”
METODELOGI PENELITIAN
v Topik Atau Permasalahan
Dari laporan
keuangan perusahaan tentu para pemakai informasi keuangan ingin mengetahui
apakah perusahaan yang dikelolanya selama ini berjalan dengan baik. Untuk
mengetahui apakah perusahaan sudah berjalan dengan baik, maka pengelola harus
mengetahui kinerja perusahaan yang dikelolanya, kinerja perusahaan dapat
diketahui dengan 3 (tiga) hal yaitu :
ü Likuiditasi
ü Solvabilitas
ü Rentabilitas
Dari ketiga
penilaian tersebut diatas salah satunya adalah likuiditasi. Likuiditasi
berhubungan erat dengan masalah kepercayaan kreditor yang berajangka pendek,
artinya semakin tinggi likuiditasi suatu perusahaan, maka semakin besar
kepercayaan kreditor terhadap perusahaan, likuiditas perusahaan dapat
ditunjukkan oleh besar kecilnya aktiva lancar atau aktiva yang mudah dapat
diuangkan dalam jangka pendek.
Likuiditasi dapat
dihitung dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan yaitu neraca karena
neraca memuat laporan tentang Asset (Aktiva) perusahaan dan kewajiaban
diantaranya asset lancer dan kewajiaban lancer yang di jadikan dasar
perhitungan tingkat likuiditasi laporan keuangan suatu perusahaan. Di dalam
neraca disajikan terutama dalam hal pengelompokkan dan penyajiaannya merupakan
hal penting karena hal tersebut dapat menunjukkan informasi-informasi penting
yang diperlukan. Adapun judul yang diambil oleh penulis
yaitu “ANALISIS RASIO LIKUIDASI PADA NERACA PT. PELANGI FURNITURE TAHUN 2000, 2001, DAN 2002”
v Tujuan Penulisan
Neraca
merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, modal dari suatu
perusahaan pada suatu saat tertentu menunjukkan posisi keuangan (aktiva, utang
dan modal) pada saat tertentu.
Tujuan
neraca adalah menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal
tertentu, biasanya pada waktu di mana buku-buku ditutup dan ditentukan sisanya
pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun kalender (misalnya pada tanggal 31
Desember 200x)
v Review Teori dan Referensi
Yang Tersedia
Jenis
rasio laporan keuangan, biasanya dikelompokkan ke dalam empat kelompok rasio, (R. Agus Sartono, 1998), yaitu :
1.
Liquidity Ratio yaitu
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan
jangka pendek tepat pada waktunya.
Liquidity Ratio yang umum digunakan antara lain :
a.
Current Ratio,
merupakan alat ukur bagi kemampuan likuiditas (solvabilitas jangka pendek)
yaitu kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar.
b.
Quick Ratio,
merupakan alat ukur bagi kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera
harus dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
2.
Activity Ratio merupakan
alat ukur sejauh mana efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber daya -
sumber dayanya. Rasio - rasio ini antara lain:
a.
Receivable
Turn Over
b.
Periode
Pengumpulan Piutang
c.
Inventory Turnover, yaitu
rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan persediaan atau rasio untuk mengukur
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam suatu
periode tertentu.
d.
Total Assets Turnover, yaitu
rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan
3.
Leverage Ratio yaitu
rasio untuk mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan hutang..Rasio -rasio ini antara lain :
a.
Debt To Total Assets Ratio, yaitu
rasio yang menghitung berapa bagian dari keseluruhan kebutuhan dana yang
dibiayai dengan hutang.
b.
Time Interest Earned Ratio, yaitu
rasio untuk mengukur seberapa besar keuntungan dapat berkurang (turun) tanpa
mengakibatkan adanya kesulitan keuangan karena perusahaan tidak mampu membayar
bunga.
4.
Profitability Ratio yaitu
rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dari
penggunaan modalnya.
v
Metodeologi Atau Rancangan Kerja
1.
Metode Pengumpulan Data
Didalam melakukan penelitian untuk menyusun proposal ini maka
penulis melakukannya pada PT Jaya
Abadi Furniture dengan
mengadakan :
ü Observasi adalah penelitian yang dilakukan
dengan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan yang
dilakukan.
ü Wawancara adalah penulisan yang bertujuan untuk
memperoleh data yang sehubungan dengan penulisan ini. Dengan jalan mengadakan
wawancara (Interview) kepada pemilik bengkel langsung.
Untuk memperoleh informasi
atau data yang benar sebaiknya dengan asumsi agar sasaran penulis dapat
tercapai, maka penulis menggunakan yaitu :
ü Metode penelitian pustaka adalah penelitian yang
dilakukan dengan cara mengadakan peningkatan pada berbagai pustaka dengan
membaca atau mempelajari buku-buku yang berhubungan dengan penulis dan dapat
mendukung pokok pembahasan.
2.
Jenis dan Sumber Data
Untuk mendukung membuktikan hipotesis yang dirumuskan maka
diadakan pengumpulan data yang dianggap relevan dengan masalah pokok dan
hipotesis tersebut dengan cara, antara lain :
ü Data kuantitatif, berupa dokumen-dokumen yang
diperoleh dari perusahaan menyangkut persediaan yang dimiliki perusahaan.
ü Data kualitatif, berupa wawancara dengan pemilik
langsung PT. Pelangi Furniture yang
terkait dalam penelitian ini.
Dan data yang menjadi sumber data adalah :
ü Data primer yaitu data yang diperoleh dengan
menggunakan pengamatan serta wawancara secara langsung dengan pemilik usaha dan
rekannya sehubungan dengan data yang akan diperoleh dari PT. Pelangi Furniture.
ü Data sekunder yaitu dat yang diperoleh dengan
pengumpulan dokumen-dokumen serta sumber-sumber lainnya berupa informasi
lainnya.
3.
Metode Analisis
Analisis
pada Kamus Akuntansi adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos
atau ayat-ayat yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang
memungkinkan tentang perbedaan yang muncul
Dalam penulisan ini akan digunakan metode analisis varians antara
manajemen dengan realisasinya. Dengan analisis ini akan diketahui sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam mengendalikan dan bagaimana me-maneg keuangan perusahaannya sendiri.
v
Pengolahan Data
PT.
PELANGI FURNITURE
Neraca Per 31 Desember 2000, 2001 dan 2002
Keterangan
|
Tahun
2000
|
Tahun
2001
|
Tahun
2002
|
AKTIVA
|
(Rp.)
|
(Rp.)
|
(Rp.)
|
Aktiva lancar :
|
|||
Kas
|
51.832.125
|
74.173.000
|
85.550.345
|
Piutang Dagang
|
56.920.350
|
69.850.500
|
74.350.000
|
Persediaan Barang Jadi
|
45.660.000
|
57.481.800
|
69.590.750
|
Persediaan Barang Dalam Proses
|
36.475.200
|
49.561.700
|
54.000.780
|
Persediaan Bahan Baku
|
40.500.750
|
43.007.100
|
48.565.560
|
Persediaan Bahan Penolong
|
10.438.975
|
12.558.075
|
15.458.550
|
Persekot Biaya
|
30.774.100
|
39.791.625
|
42.298.755
|
Jumlah Aktiva Lancar
|
272.601.500
|
346.423.800
|
389.814.740
|
Aktiva Tetap :
|
|||
Tanah
|
52.487.000
|
52.487.000
|
52.487.000
|
Bangunan
|
102.795.125
|
110.710.800
|
136.750.600
|
Mesin
|
149.380.700
|
150.875.000
|
167.756.500
|
Peralatan
|
7.291.300
|
7.544.500
|
7.889.500
|
Kendaraan
|
36.515.000
|
40.120.000
|
45.230.000
|
Akumulasi Peny. Aktiva Tetap
|
(49.925.540)
|
(50.791.015)
|
(54.163.255)
|
Jumlah Aktiva
Tetap
|
298.543.585
|
310.946.285
|
355.950.345
|
Jumlah Aktiva
|
571.145.085
|
657.370.085
|
745.765.085
|
PASSIVA
|
|||
Hutang Lancar:
|
|||
Hutang Usaha
|
48.307.400
|
50.014.700
|
60.550.000
|
Hutang Biaya
|
27.179.275
|
25.813.845
|
21.667.950
|
Uang Muka Pelanggan
|
28.030.000
|
39.925.000
|
52.832.175
|
Jumlah Hutang Lancar
|
103.516.675
|
115.753.545
|
135.050.125
|
Hutang Jangka Panjang :
|
|||
Hutang Bank
|
50.000.000
|
50.000.000
|
50.000.000
|
Jumlah Hutang
|
153.516.675
|
165.753.545
|
185.050.125
|
Modal Sendiri
|
417.628.410
|
491.616.540
|
560.714.960
|
Jumlah Pasiva
|
571.145.085
|
657.370.085
|
745.765.085
|
v
Analisis dan
Iterpretasi
1.
Analisis
Salah satu
bentuk analisis adalah merangkum sejumlah data besar data yang masih mentah
menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Kategorisasi atau pemisahan
dari komponen-komponen atau bagian-bagian yang relevan dari seperangkat data
juga merupakan bentuk analisis untuk membuat data-data tersebut mudah diatur.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “Analisis adalah Analisis
adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu
sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan”. Sedangkan dalam kamus akuntansi “Analisis adalah
Analisis adalah melakukan evaluasi terhadap kondisi dari pos-pos atau ayat-ayat
yang berkaitan dengan akuntansi dan alasan-alasan yang memungkinkan tentang
perbedaan yang muncul”.
Analisis rasio merupakan bentuk atau cara yang umum digunakan
dalam analisis laporan financial. Hasil dan analisa ini merupakan dasar untuk
dapat mengintrepretasikan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.
Rasio merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk
mengenalisis laporan keuangan. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau
pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain. Dengan
menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberikan
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan dari suatu periode-periode berikutnya.
2.
Interpretasi
Interpretasi atau penafsiran adalah proses komunikasi
melalui lisan
atau gerakan antara dua atau lebih pembicara yang tak dapat menggunakan simbol-simbol yang
sama, baik secara simultan (dikenal sebagai interpretasi simultan) atau
berurutan (dikenal sebagai interpretasi berurutan). Menurut definisi,
interpretasi hanya digunakan sebagai suatu metode jika dibutuhkan.
Suatu interpretasi dapat merupakan bagian dari suatu presentasi
atau penggambaran informasi yang diubah untuk menyesuaikan dengan suatu kumpulan simbol spesifik.
v Penyajian Hasil
Suatu perusahaan yang telah beroperasi harus memonitor setiap
kegiatan perusahaan, Manajemen Mempunyai pandangan dan sikap professional untuk
memajukan dan meningkatkan hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan. Pandangan
dan sikap tersebut dapat dinilai dari kesibukan atau aktivitas-aktivitas yang
dilakukan oleh manajemen untuk selalu melihat, meneliti, menganalisa, dan
mengambil keputusan atas laporan yang diterima.
Laporan yang digunakan sebagai dasar untuk mengendalikan dan
mengolah, dan mengarahkan adalah berupa laporan keuangan. Investor memang perlu
mencermati angka-angka penjualan, laba kotor, laba operasi, dan laba bersih
suatu perusahaan yang disajikan dalam laporan rugi-labanya. Tapi, yang lebih
penting lagi, investor juga harus mengolah angka-angka itu sehingga bisa
mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Alat untuk mengukur
profitabilitas perusahaan adalah rasio-rasio laba.
Rasio laba menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
laba dari kegiatan penjualannya, menggunakan asetnya, maupun memutar modalnya.
Para investor dan analis sangat memperhatikan rasio laba ini karena ia
berkaitan dengan harga saham dan dividen perusahaan.
Berdasarkan data yang telah penulis peroleh, maka dapat di buat
suatu analisis laporan keuangan berupa analisis rasio laporan keuangan dan dari
analisis tersebut akan dibuat suatu perbandingan terhadap “Rasio Likuidasi pada
Neraca PT. Pelangi Funiture pada tahun 2000, 2001, dan 2002”. Berikut perhitungan
analisis rasio :
Tahun 2000
Likuiditasi
= (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 272.601.500,-)/(Rp. 103.516.675,-)
=
Rp. 2,63,-
Dari
hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar
perusahaan dapat dijamin dengan Rp. 2, 63,- asset lancar.
Tahun
2001
Likuiditasi
= (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 346.423.800,-)/(Rp. 115.753.545,-)
= Rp. 2,99,-
Dari
hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar
perusahaan
dapat dijamin dengan Rp. 2,99,- asset lancar.
Tahun
2002
Likuiditasi
= (Asset Lancar)/(Hutang Lancar)
=(Rp. 389.814.740,-)/(Rp. 135.050.125,-)
= Rp. 2,88,-
Dari
hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap Rp. 1,- utang lancar
perusahaan
dapat dijamin dengan Rp. 2, 88,- asset lancar.
Rasio Likuidasi pada Neraca PT. Pelangi Funiture pada tahun 2000, 2001, dan 2002. Dengan
melihat neraca PT. Pelangi Funiture dan berdasarkan
hasil perhitungan rasio keuangan di atas (rasio Likuiditasi), maka untuk
melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan tersebut dapat dilihat dengan
membandingankan hasil perhitungan rasio likuiditasi antara tahun 2007, 2008 dan
2009. Yaitu pada setiap tahunnya terjadi peningkatan kemampuan perusahaan untuk melunasi utang
lancar atau kewajiban jangka pendeknya.